Home » » TEROWONGAN DARI DANAU MANINJAU TEMBUS KE SINGKARAK

TEROWONGAN DARI DANAU MANINJAU TEMBUS KE SINGKARAK

Ada cerita di tepian Danau Maninjau bahwa di Muko- Muko ada dua pulau dan diantara dua pulau itu ada terowongan yang tembus ke Danau Singkarak sehingga bila kesedot kedalam terowongan itu akan muncul di Danau Singkarak Cerita ini berkembang dalam dunia anak2 dan termasuk pada diriku. Aku sering mengingat-ingatnya terutama bila melintas di Muko-Muko itu. Rasasnya sampai terbawa kedalam mimpiku, semasa kecil bahwa aku tersedot kedalam terowongan itu dalam jalan kaki didalamnya. Pertama-tama aku bertemu dengan segumpalan emas dan aku ambil aku bawa berjalan terus, bertemu lagi denga segumpalan emas yang agak besar dari semula aku ambil dan kecilnya aku tinggalkan, aku meneruskan perjalana sampai aku menemukan emas yang tidak bisa aku bawa lagi. Dan akupun sampai diujung terowongan itu di tepi Danau Singkarak, namu aku kebangun dari mimpi dan tentu hilanglah semuanya. Aku tidak perduli apapun sampai aku menulis ini aku tidka pernahg menceritaskannya pada orang lain, baik pada Ibuku sendiri, malu akan ditertawakan.
Setelah aku tua, ya belum tua bangat tapi sudah punya anak empat dan terbesar sudah SMP, aku mengajak anak2 ku picnic ke Maninjau dan ke Muko-Muko itu. Sekarang daerah itu di jadikan tempat wisata, setelah dibangunnya pembangkit tenaga Listrik tenaga Air disitu. Ada penyewaan motor boat, dan aku sewa bersama keluargaku pergi keliling ke kedua pulau itu, kemudian kedarat lagi. Sebelum aku tidak bercerita pada anak2 tentang terowongan itu. Baru setelah sampai ditempat peristirahatan di Lubuk Basung aku ceritakan. Mereka memberi komentar bermacam-macam, iya pantas rasanya seram tadi waktu berada diantara pulau itu katanya dan umumnya mereka tidak mau lagi kesana. Biarlah namanya juga anak2 pikirku.
Semasa kecil sewaktu aku duduk2 disore hari ditepi Danau di Galapung tiba2 aku melihat di di Tepi Desa Batu Bagantung, air danau naik kira2 setinggi 20-25 meter berputar keatas, aku hanya teriak kecil, tuh, tuh lihat air danau naik, namun karena tidak ada orang disekitarku, ya sudah itu berlalu saja. Esetelah aku tua dan hidup dirantau aku tau ada angin tornado yaitu angin yang bila tertumbuk pada daerah yang oval maka dia akan berputas dan membawa apa saja yang ada didalamnya keatas, nanti turun lagi bila anginya sudah reda.
Tapi sampi sebelum aku menemukan jawabanya itu aku menggap kejadian di Batu Bagantung itu bagian dari misteri danau Maninjau.
Kisah semilan ekor ikan mas yang mendiami danau Maninjau, adalah berasal dari Sembilan bersaudara yang salah satunya, ingin mengolesi obat pada paha siti sani, kartena tergores duri, diketahui orang kampong dan dituduh dia berbuat tidak sesnonoh pada siti Sani, dan dia diadili sekeluarga oleh pemangku adat, namun dia bersumpah karena dia tidak berbuat buruk pada siti Sani dan bersumpah biar dia dijadikan ikan mas sekeluarga, itulah singkat cerita bujang Sembilan danau Maninjau.
Komentar saya zaman itu belum masuk agama Islam, orang hanya mengoleskan obat saja sudah bersedia jadi ikan ketimbang hidup di tuduh tidak senonoh, bagaimana sekarang , maka Islam di Sumtra barat itu kuat karena sejalan dengan adat kehidupanya sebelum Islam itu masuk, Adat bersendi sarak, sarak bersendikan kitabullah.
Ada cerita di tepian Danau Maninjau bahwa di Muko- Muko ada dua pulau dan diantara dua pulau itu ada terowongan yang tembus ke Danau Singkarak sehingga bila kesedot kedalam terowongan itu akan muncul di Danau Singkarak Cerita ini berkembang dalam dunia anak2 dan termasuk pada diriku. Aku sering mengingat-ingatnya terutama bila melintas di Muko-Muko itu. Rasasnya sampai terbawa kedalam mimpiku, semasa kecil bahwa aku tersedot kedalam terowongan itu dalam jalan kaki didalamnya. Pertama-tama aku bertemu dengan segumpalan emas dan aku ambil aku bawa berjalan terus, bertemu lagi denga segumpalan emas yang agak besar dari semula aku ambil dan kecilnya aku tinggalkan, aku meneruskan perjalana sampai aku menemukan emas yang tidak bisa aku bawa lagi. Dan akupun sampai diujung terowongan itu di tepi Danau Singkarak, namu aku kebangun dari mimpi dan tentu hilanglah semuanya. Aku tidak perduli apapun sampai aku menulis ini aku tidka pernahg menceritaskannya pada orang lain, baik pada Ibuku sendiri, malu akan ditertawakan.
Setelah aku tua, ya belum tua bangat tapi sudah punya anak empat dan terbesar sudah SMP, aku mengajak anak2 ku picnic ke Maninjau dan ke Muko-Muko itu. Sekarang daerah itu di jadikan tempat wisata, setelah dibangunnya pembangkit tenaga Listrik tenaga Air disitu. Ada penyewaan motor boat, dan aku sewa bersama keluargaku pergi keliling ke kedua pulau itu, kemudian kedarat lagi. Sebelum aku tidak bercerita pada anak2 tentang terowongan itu. Baru setelah sampai ditempat peristirahatan di Lubuk Basung aku ceritakan. Mereka memberi komentar bermacam-macam, iya pantas rasanya seram tadi waktu berada diantara pulau itu katanya dan umumnya mereka tidak mau lagi kesana. Biarlah namanya juga anak2 pikirku.
Semasa kecil sewaktu aku duduk2 disore hari ditepi Danau di Galapung tiba2 aku melihat di di Tepi Desa Batu Bagantung, air danau naik kira2 setinggi 20-25 meter berputar keatas, aku hanya teriak kecil, tuh, tuh lihat air danau naik, namun karena tidak ada orang disekitarku, ya sudah itu berlalu saja. Esetelah aku tua dan hidup dirantau aku tau ada angin tornado yaitu angin yang bila tertumbuk pada daerah yang oval maka dia akan berputas dan membawa apa saja yang ada didalamnya keatas, nanti turun lagi bila anginya sudah reda.
Tapi sampi sebelum aku menemukan jawabanya itu aku menggap kejadian di Batu Bagantung itu bagian dari misteri danau Maninjau.
Kisah semilan ekor ikan mas yang mendiami danau Maninjau, adalah berasal dari Sembilan bersaudara yang salah satunya, ingin mengolesi obat pada paha siti sani, kartena tergores duri, diketahui orang kampong dan dituduh dia berbuat tidak sesnonoh pada siti Sani, dan dia diadili sekeluarga oleh pemangku adat, namun dia bersumpah karena dia tidak berbuat buruk pada siti Sani dan bersumpah biar dia dijadikan ikan mas sekeluarga, itulah singkat cerita bujang Sembilan danau Maninjau.
Komentar saya zaman itu belum masuk agama Islam, orang hanya mengoleskan obat saja sudah bersedia jadi ikan ketimbang hidup di tuduh tidak senonoh, bagaimana sekarang , maka Islam di Sumtra barat itu kuat karena sejalan dengan adat kehidupanya sebelum Islam itu masuk, Adat bersendi sarak, sarak bersendikan kitabullah.

cerita ini hanya tergolong dongeng yang tidak berdasar
kami sajikan disini hanya sebagai bahan perbandingan

Written by : Your Name - Describe about you

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

0 komentar:

Posting Komentar